Monday, August 23

TEGANG

"Tegang ya mbak???" tanya suara seorang laki-laki sambil tersenyum.

Heh? Siapa sih, pikirku. Sok akrab amat. Tampangnya biasa lagi. Eh, bukannya hampir semua orang berpikiran begitu? Keramahan kita tergantung menarik tidaknya penampilan orang2 yang menyapa, yang tentunya berlaku bagi yang belum kita kenal. Apalagi sok akrab seperti orang di depanku ini. Kalau saja dia ganteng, mungkin aku akan mengeluarkan seribu jurus 'flirting' dan berusaha mengeluarkan jenis suara terbaik yang dimiliki pita suaraku. Tapi aku berusaha ramah, karena aku memang selalu tidak sanggup bersikap judes. Apalagi ada pesan moral utk tidak boleh 'judge a book by its cover' bukan?

Akhirnya aku memberikan senyum (yang biasa saja tentunya) sambil menjawab singkat,"Iya...". Karena aku memang tegang.

"Udah, gak usah tegang. Biasa aja, kenapa ya orang-orang pada tegang semua. Gw gak tuh! Nothing to loose aja. Eh, iya...gw Wawan, dr Jogja. Mbak siapa?" katanya berusaha ramah.

"Pinky", jawabku singkat. Huh, tampangnya lebih mengarah ke 'terlalu pede' daripada ramah.

"Gw emang gini, gak pernah tegang. Justru klo hari-H itu harus relax mbak, eh Pink. Gak usah latihan2 lagi. Lagian dr tadi gw liat, loe dah tampil bagus kok. Dulu waktu skripsi juga gw biasa-biasa loh. Waktu UMPTN apalagi. Org2 semua pada belajar mati2an, gw kemping...hehe..." katanya beruntun dengan raut santai cenderung ke arah semakin 'over pede' dan 'ganggu'.

"Emang kuliah di mana?" tanyaku sembari berpikir-dudul ni orang, mau semua orang tau kalo dia kuliah di PTN ya?-Gue bangga kok dengan almamater gw yang swasta tapi termasuk terbaik di negeri ini-Hggh!!

"UGM, jurusan Nuklir".

Buseeettt pikirku. Oh, bodohnya!!! Dia memang menunggu ditanya tentang hal itu. Dasar pamer. Mestinya aku 'ngeh' dari tadi, dan harusnya aku diam saja tidak usah lanjut bertanya 'kuliah di mana' segala. Pasti dia puas banget. Tapi yang keluar dari mulutku? "Wow, hebat!" Dan kulanjutkan dengan,"Tapi ngapain ikut audisi beginian, jauh2 ke Bdg lagi???? Lagian, jauh amat dr dunia nuklir dan bla..bla..blaa...", percakapan basa-basi berlanjut terus selama beberapa menit.

Namun satu hal yang pasti. Terlepas dari dia memamerkan segala pekerjaan laboratoriumnya di jurusan nuklir dan daftar pekerjaan2 hebat yang dia tinggalkan karena lebih senang menganggur (sementara aku sedang sibuk-sibuknya mengirimkan sejuta lamaran utk bisa bekerja di salah satu firma hukum-tapi tidak ada panggilan sampai detik ini-ugh!), yang paling menyebalkan adalah dia sangat-sangat memamerkan KETENANGANNYA saat ini, saat-saat menunggu giliran di audisi, dimana menurut kabar dari peserta-peserta sebelumku, juri-jurinya GALAK BANGET!!! Ok, it's nothing sebenarnya audisi kayak begini. Aku lagi iseng kok, lagi mencoba keberuntungan. Siapa tahu ditunjukkan 'jalan yang lain' sama 'Yang Di Atas' sana, selain usahaku mengejar pekerjaan kantoran itu. Tapi, setiap usaha kan harus ada pengorbanannya juga. Karenanya, meskipun iseng, aku tetap berusaha latihan. Dan menghapal berbagai pengetahuan umum yang katanya bisa secara tiba2 aja ditanyakan juri. Dan kuakui, aku tidak pernah se-berusaha ini pada audisi-audisi sebelumnya. Apakah karena usaha-usaha ini aku justru jadi 'grogi' sendiri, yang dalam bahasa seorang...siapa tadi namanya???Irfan???-adalah 'tegang'???

Tapi tiba-tiba aku punya jawaban untuk berusaha mematahkan semua 'teori ketenangan'-nya itu. Apakah karena perasaan yang dipendam alam bawah sadarku atau sekedar tidak mau kalah dengan pendapat oranglain? Entahlah, katanya para Taurus memang keras kepala. "Hey, justru gw lagi menikmati ketegangan ini, lho. Soalnya gw udah lama ngga ngerasa deg-degan kayak gini. Dan kayaknya, kok hidup terlalu datar ya kalo kita ngga pernah ngerasain macem-macem emosi," kataku spontan. Wow?

Iya, tapi benar. Kalimat itu keluar begitu saja, karena sejujurnya memang beberapa bulan ini aku merasa terlalu tenang (ato dalam pandangan orang mungkin adalah "sepi"??? hehe).
AKU KANGENNNN.....
1. rasa tegang menunggu pengumuman diterima atau tidaknya lamaranku menjadi penyiar dan saat-saat menjalani serangkaian tes-nya dulu...karena dulu, ini adalah hal baru buatku.
2. rasa tegang pertama kali diajak menjadi MC...
3. rasa tegang saat-saat 'jadian' dengan pacar(-pacar)...
4. rasa tegang pertama kali ciuman...
5. rasa tegang untuk bilang apa saat mau putus dari pacar...
6. rasa tegang bertemu selingkuhan pacar dan pacar (yang akhirnya jadi mantan hehe) untuk bilang kalau aku sudah mengetahui semua kebohongan mereka
(coz he was damn good at being bad...and fake), dan berusaha menemukan kata-kata yang tepat utk meninggalkan mereka demi prinsip-prinsip yang ku pegang dlm sebuah 'relationship'.
7. rasa tegang menghadapi sidang skripsi...

Aku tidak begitu kangen pada masa-masanya. Tapi lebih pada RASA TEGANG-nya. Karena semua hal-hal di atas toh tiba-tiba terasa biasa, entah karena semakin ahli atau mungkin tidak ahli-ahli amat, tapi sekedar terbiasa.

SIARAN?Biasa.
MC?Biasa, kecuali jika bicara soal nominalnya, hehe.
JADIAN?Bukankah semakin dewasa, katanya tidak perlu ada kata-kata dan moment 'saklek' utk menunjukkan rasa sayang, dan tiba-tiba kita menemukan diri kita ada dalam suatu hubungan yang dalam mata orang-orang adalah pacaran?
CIUMAN? Sudah tidak 'deg-degan' amat,kecuali utk memastikan bahwa aku sedang dalam kondisi 'perfect',hehe.
SIDANG SKRIPSI?Belum tentu aku sekolah lagi,ha..ha..ha..
Selebihnya, kejadian-kejadian dalam hidupku tidak sanggup membuatku lebih tegang daripada menghadapi kejadian-kejadian di atas.

Karenanya, aku sangat mensyukuri dan menikmati 'rasa tegang' hari ini. Tumben kok bisa sebegini tegang, ya?Pikirku. Mungkin karena 'nyokap' sedikit berharap juga kali, ya? Duh, para ibu-ibu sudah termakan tayangan Indonesian Idol, AFI, Indonesian Model, Cantik Indonesia, dsb acara-acara pencarian bakat itu. Termasuk ibuku??? Aku mau ikut yang satu ini juga karena yang terlihat paling bisa kuikuti dan katanya menuntut pengetahuan umum tinggi.Katanya!!!! Minimal dalam urusan itu, aku merasa lebih berani untuk bersaing. Aku tidak bisa menyanyi, aku tidak begitu cantik(menurut oranglain-yang sebenarnya bertolakbelakang dengan pendapatku,ha..ha..ha..), dan aku juga tidak berperawakan 'model' , sementara audisi yang satu ini terasa lebih dekat dengan dunia pekerjaanku saat ini-kecuali masalah berhadapan dengan kamera. Tapi, seperti setiap 'rasa tegang' yang dialami semua orang, memang tetap ada tidak enaknya. Temenku yang datang bersamaku untuk mengikuti audisi ini saja, bolak-balik toilet 1000 kali. Capek kan? Belum lagi, paru-paru dan otakku rasanya tiba-tiba kekurangan oksigen. Berkali-kali aku berusaha menghirup udara sedalam-dalamnya. Aku rasa, 'piercing' di sebelah kanan hidung ini ikut berperan mengeluarkan lagi sejumlah oksigen yang berusaha kuhirup. Hehe. Duh, kalau 'nervous' begini memang jadi suka berpikiran aneh-aneh ya!? Namun tetap saja, suasana tegang ini mengasyikkan, kok!!!

Jadi semua alasanku di atas, membuatku tidak bisa menerima alasan seorang...aduhhh siapa tadiiiii?? Nurman??????-untuk tidak tegang saat ini. Biarkanlah aku tegang. Ayo, mungkin lebih tegang lagi akan lebih sensasional. Dan aku bisa membayangkan bagaimana datarnya hidup seorang Nurman itu, seandainya semua ketenangan yang dia perlihatkan (baca: pamerkan) adalah benar, bukan sok tenang. Tapi bisa jadi benar sih ketenangan itu, karena dia tidak pernah terlihat berlatih. KKKkkrrRRxxXx!!!! Tadi dia cuma latihan sekali sih di depanku, dia yang meminta. Aku cuma tertawa geli, karena wajah, tubuh, intonasi, memang datar semuanya. Aku cuma sedikit menyarankan supaya dia sedikit menggunakan bahasa tubuh dan tersenyum, karena pasti terlihat lebih baik. Yang ini aku lakukan tulus kok. He's not that bad in presenting news. Wah, ada bakat nih orang, pikirku. Tapi, yang lebih besar porsinya adalah rasa penasaranku ingin tahu komentar teman-temannya di Jogja tentang orang ini. Mungkin kurang lebih seperti 'testimonial' friendster. Di mana kadang-kadang cukup aneh buatku, jika orang-orang sedikit memaksa untuk dibuatkan 'testimonial'-nya setelah kita menjadi satu dari 'friendslist'-nya. Bukankah itu harus keluar dari hati kita dengan tulus untuk berkomentar tentang teman-teman kita. Dan untuk itu, terkadang aku membutuhkan waktu lama untuk mengingat apa yang paling berkesan tentang mereka. Aku tidak mau berbasa-basi dengan kata-kata pujian klise yang sering ada. Kecuali jika memang benar hal-hal itu yang keluar dari hatiku tentang mereka. Jadi kadang-kadang kayaknya egois juga, mereka sudah membuatkan untukku, sementara mereka harus menunggu lama untuk kubuatkan, hehe. Yah, kecuali jika semua kata-kata 'manis' di atas itu memang yang mereka harapkan, dari dulu juga pasti sudah aku buatkan. So, apa ya kira-kira 'testimonial' tentang orang yang sedang latihan di depanku ini? Datar? Over Pede? Atau... cerdas???? (mengingat jurusan kuliahnya,huh)

Akhirnya, giliran dia memasuki ruang audisi. Lebih dulu dariku. Aku masih harus menunggu giliran cukup lama setelah dia. Hmmm, ntar mo tanya-tanya ah, segimana sukses sih dia bisa melewati audisi dengan teori ketenangan dan minim latihan seperti itu, pikirku. Setelah beberapa lama, ditengah-tengah aku berlatih, sambil masih menunggu giliran, dia muncul. Masih dengan datar, dia ceritakan juri meminta dia untuk melakukan ini itu yang tidak terpikirkan olehnya. 'Presenting' ini, live report itu, bla bla bla dengan sejuta topik berbeda dan 'berat' mulai dari politik, olahraga, dan entertainment. Lalu dia pamit, katanya, "Good Luck ya Pink!!!" Wah, dia masih maengingat namaku. Sementara, dia adalahhh......????Bondan???

Ok, sekarang giliranku. Prosesnya tidak sampai 1 menit!!!! Di 'cut', dan dipersilahkan keluar!!!! Sementara aku bisa membayangkan si Bondan bisa di audisi sampai 15 menit. Juri tidak tertarik denganku, ya???? Sementara aku sudah berlatih berjuta kali lipat lebih banyak dari si Bondan. Tentunya, dengan intonasi dan bahasa tubuhku yang kuyakin lebih normal dalam dunia sosok yang mereka cari lewat audisi ini. Memang aku sedikit terbata-bata pada awal audisi (aduhh, kamera itu)-tapi bisa 'ngeles' sedikit (karena bukankah itu tugas penyiar dan mc?hehe)-sehingga menjadi sedikit normal, tapi begitu mulai lancar, mereka justru menyudahinya begitu saja. Ahhh...apa 'tegang' itu yang berpengaruh???? Terlihat jelas kah??? Atau yang lebih parah lagi, terlihat bodoh kah??? Aku pasrah...keluar dari ruangan yang ada di lantai 2 itu, dan menuruni tangga dengan gemetar. Apakah karena kesel? marah? teringat si...mmmmm...Wisman? atau krn lapar yang nggak tertahankan karena ini jam 2 siang, sementara aku belum makan dari pagi? Entah. Semua perasaan campur aduk jadi satu. Akhirnya aku ikut duduk dengan beberapa orang yang sudah selesei audisi, yang duduk berkumpul di bawah tangga. Mereka dengan penasaran bertanya proses audisiku. Aku menjawab semuanya sambil menumpahkan perasaanku. Aku sedikit lega dan terhibur karena mereka pun ternyata merasakan hal yang sama denganku. Tapi.....tiba-tiba aku menjadi jauhhh lebih gemetar, saat seorang dari mereka bilang, "Kayaknya, Wawan deh yang lolos!!!Iya, gw yakin...Wawan tuh!!!"

"Siapa tuh?" tanyaku penasaran.
"Yang dari Jogja itu...yang tampangnya serius...dan tenang," jawabnya.

Ohhh, namanya WAWAN. Dan apa??? TENANGGGG????? ahhhhhhhhh.....KESALLLLLLLLLLL. Aku mengajak temanku yang datang bersamaku untuk mengikuti audisi ini-dan sudah jauh lebih dulu di tes dariku-untuk pulang. Aku butuh makan dan TIDURRRRRR.


Friday, August 6

LAUT DAN AKU

28 Juni 2004 – 02.35 (Olala Café) – nonton Euro Cup
(Voor een man wie altijd in mijn haart is)

Laut memandang langit
Mereka tak satu tapi saling menggamit

Laut memandang pantai
Mereka tak satu tapi saling bersedekap dalam damai

Laut memandang nyiur
Mereka tak satu tapi rindu tuk saling melebur

Laut memandang aku
Kami tak satu tapi saling mengisi jiwa dalam bisu

Mereka sebut ini cinta semu
Tapi ku yakin kami satu...
Selalu...
Hanya terebut oleh waktu.

HARUSKAH???


Aku terbangun di satu pagi,
Haruskah kuberdiri
Atau teruskan mimpi...

Aku menantang hari,
Haruskah kutapaki
Atau hanya pandangi...

Aku menggenggam waktu,
Haruskah aku berpacu
Atau diam menunggu...